Gejala utama parkinson adalah gemetar (tremor), kekakuan anggota gerak (rigor) dan berkurangnya gerakan secara normal yang disebut hipokinesia. Ciri lain yang tidak jarang ditemukan, kejang otot dan ekspresi muka yang seperti kedok, akibat kekakuan otot wajahnya.
Gejala parkinson seperti itu sesungguhnya timbul karena adanya gangguan hormon pada bagian otak (neurohormon)yang di sebut sistem ekstrapiramidal.Sistem itu mengendalikan dua sistem keseimbangan yang bekerja dengan neurohormon asetilkolin dan dopamin.Penderita parkinson mengalami kekurangan dopamin,yang mungkin disebabkan proses degeneratif sel saraf.Akibatnya,keseimbangan sel saraf pun terganggu,dan sistem asetilkolin menjadi berkuasa.
Di dunia kedokteran,parkinson dikenal dalam tiga bentuk,yaitu parkinson yang di sebabkan oleh adanya peradangan otak;parkinson akibat memakai suatu obat dan parkinson idiopatik yang belum diketahui pasti penyebabnya.Penderita parkinson umumnya mengalami gangguan kemampuan untuk menulis.Ukuran huruf yang ditulis penderita parkinson umumnya sangat kecil,dengan susunan yang tampak menumpuk.Menurut perkiraan,kini ditaksir ada satu orang penderita parkinson dari setiap 1000 orang sehat.
Sampai dengan tahun 1970,perawatan penyakit parkinson masih kurang memuaskan.Perkembangan penting dalam pengobatan parkinson dimulai dengan ditemukannya levodopa atau I-dopa, pada tahun 1967. Sejak itu, era baru pengobatan parkison mulai ditegakkan, meski memang terkadang diperlukan tindakan pambedahan bagi yang kondisinya sudah teramat parah.
Obat I-dopa yang biasa diminum di buat dalm bentuk tablet atau kapsul. Di dalam tubuh,I-dopa akan di ubah menjadi dopamin yang sangat diperlukan penderita, untuk memenuhi kekurangannya. Zat itu akan menggantikan sejumlah kecil dopamin khas, sehingga memberikan suatu perbaikan kondisi yang cukup terlihat jelas.
Tapi ingat, bagi penderita yang untuk pertama kali menggunakan I-dopa, akan mengalami beberap efek samping.Gangguan efek samping yang paling sering dilaporkan, perasaan mual, muntah, pusing, lemah badan, dan terkadang mimpi buruk.
Pengobatan penyakit parkinson ditujukan untuk memulihkan sistem keseimbangan neurohormon. Cara untuk memperoleh sistem keseimbangan hormon ini ialah dengan jalan mengurangi aktifitas asetilkolin dengan memakai antikolinergik, atau dengan cara mempertingi aktifitas dopamin dengan cara memberikan obat I-dopa atau amantadin. Antikolinergik dapat menghilangkan gejala gemetar dan kekakuan otot, tetapi tidak akan mengurangi gejala hipokinesianya. Sedangkan i-dopa dapat menghilangkan gejala hipokinesia dengan nyata, tetapi tidak menghilangkan gejala gemetarnya. Oleh karna itu, untuk memperoleh pengobatan dengan hasil baik, kedua obat itu biasanya diberikan dalam bentuk gabungan dengan perbandingan tertentu.
Pengobatan penyakit parkinson memerlukan waktu cukup lama.Untuk menentukan perbandingan antara antikolinergik dan dopaminergik pun,diperlukan waktu lama. Karena, perbandingan itu terkadang bersifat individual.Problem lamanya mencari dosis yang tepat seperti inilah yang antara lain perlu disampaikan kepada penderita agar tidak merasa bosan berobat. Bila hal ini di sampaikan dan pasien pun memakluminya, tak kan ada lagi pernyataan yang menganggap percuma saja berobat, toh penyakitnya tak kunjung sembuh.
Gejala parkinson seperti itu sesungguhnya timbul karena adanya gangguan hormon pada bagian otak (neurohormon)yang di sebut sistem ekstrapiramidal.Sistem itu mengendalikan dua sistem keseimbangan yang bekerja dengan neurohormon asetilkolin dan dopamin.Penderita parkinson mengalami kekurangan dopamin,yang mungkin disebabkan proses degeneratif sel saraf.Akibatnya,keseimbangan sel saraf pun terganggu,dan sistem asetilkolin menjadi berkuasa.
Di dunia kedokteran,parkinson dikenal dalam tiga bentuk,yaitu parkinson yang di sebabkan oleh adanya peradangan otak;parkinson akibat memakai suatu obat dan parkinson idiopatik yang belum diketahui pasti penyebabnya.Penderita parkinson umumnya mengalami gangguan kemampuan untuk menulis.Ukuran huruf yang ditulis penderita parkinson umumnya sangat kecil,dengan susunan yang tampak menumpuk.Menurut perkiraan,kini ditaksir ada satu orang penderita parkinson dari setiap 1000 orang sehat.
Sampai dengan tahun 1970,perawatan penyakit parkinson masih kurang memuaskan.Perkembangan penting dalam pengobatan parkinson dimulai dengan ditemukannya levodopa atau I-dopa, pada tahun 1967. Sejak itu, era baru pengobatan parkison mulai ditegakkan, meski memang terkadang diperlukan tindakan pambedahan bagi yang kondisinya sudah teramat parah.
Obat I-dopa yang biasa diminum di buat dalm bentuk tablet atau kapsul. Di dalam tubuh,I-dopa akan di ubah menjadi dopamin yang sangat diperlukan penderita, untuk memenuhi kekurangannya. Zat itu akan menggantikan sejumlah kecil dopamin khas, sehingga memberikan suatu perbaikan kondisi yang cukup terlihat jelas.
Tapi ingat, bagi penderita yang untuk pertama kali menggunakan I-dopa, akan mengalami beberap efek samping.Gangguan efek samping yang paling sering dilaporkan, perasaan mual, muntah, pusing, lemah badan, dan terkadang mimpi buruk.
Pengobatan penyakit parkinson ditujukan untuk memulihkan sistem keseimbangan neurohormon. Cara untuk memperoleh sistem keseimbangan hormon ini ialah dengan jalan mengurangi aktifitas asetilkolin dengan memakai antikolinergik, atau dengan cara mempertingi aktifitas dopamin dengan cara memberikan obat I-dopa atau amantadin. Antikolinergik dapat menghilangkan gejala gemetar dan kekakuan otot, tetapi tidak akan mengurangi gejala hipokinesianya. Sedangkan i-dopa dapat menghilangkan gejala hipokinesia dengan nyata, tetapi tidak menghilangkan gejala gemetarnya. Oleh karna itu, untuk memperoleh pengobatan dengan hasil baik, kedua obat itu biasanya diberikan dalam bentuk gabungan dengan perbandingan tertentu.
Pengobatan penyakit parkinson memerlukan waktu cukup lama.Untuk menentukan perbandingan antara antikolinergik dan dopaminergik pun,diperlukan waktu lama. Karena, perbandingan itu terkadang bersifat individual.Problem lamanya mencari dosis yang tepat seperti inilah yang antara lain perlu disampaikan kepada penderita agar tidak merasa bosan berobat. Bila hal ini di sampaikan dan pasien pun memakluminya, tak kan ada lagi pernyataan yang menganggap percuma saja berobat, toh penyakitnya tak kunjung sembuh.
Posting Komentar