Sejak dulu merokok itu menggangu kesehatan. Asap rokok mengepul di berbagai tempat atau pertemuan, namun tak ada orang mengeluh sakit akibat asap rokok yang ditimbulkannya. Sebenarnya dengan cara atau jalan yang lebih halus lagi, Pemerintah kita mengingatkan bahaya merokok dengan mengharuskan pada setiap bungkus diberi label bertuliskan “Merokok Dapat Menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi dan Gangguan Kehamilan dan Janin”.
Kesehatan seseorang dapat terganggu karena asap rokok, sebenarnya tidak perlu diragukan lagi. Para ahli penyakit jantung sepakat, merokok dapat membahayakan jantung. Selebaran yang ditempelkan diberbagai tempat umum antara lain menghimbau “Perbanyak kawasan bebas rokok di tempat kerja”. Juga disebutkan penyakit akibat merokok seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke (serangan otak), kanker paru-paru, kangker mulut, kanker tenggorokan, kanker rahim (bagi wanita) kanker kandung kemih, dan pangkreas, bronkitis kronis, emfisema (melebarnya gelembung) paru, gangguan kehamilan dan janin, melahirkan bayi mati, keguguran, lahir prematur, tukak lambung (mag), katarak, impotensi.
Orang yang anti rokok akan terhenyak mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari asap rokok. Tetapi bagi perokok aktif, sederet nama-nama penyakit tadi tak bakal membuatnya stop merokok, sementara maupun selamanya.
Kenyataan membuktikan, merokok itu terutama meracuni orang lain yang tidak merokok. Bagaimanapun, orang yang tidak merokok itu tetap disebut perokok pasif, karena juga menghirup asap rokok yang penuh racun. Mereka inilah yang menghirupgas karbon monoksida (CO) empat kali lebih besar, nikotin tiga kali, amonia 46 kali, zat karnisogenik nitrosamin 52 kali dari perokok aktif. Para perokok pasif juga cendrung menderita mata merah, kanker hidung, bronkitis dan trombosis koroner.
Dunia terus merokok, karena pabrik-pabrik rokok terus berproduksi. Para perokok pun tidak cendrung berkurang, malah semakin bertambah dengan adanya generasi baru (anak-anak dan remaja yang sudah mencoba-coba ‘nikmat’ racun nikotin). Sadar atau tidak , para perokok ikut meracuni kehidupan orang lain yang perokok pasif. Mereka kurang memperhatikan keadilan atau egonya terlalu tinggi, sehingga mengesampingkan perasaan orang lain yang ingin memperoleh udara bersih (dan bebas asap rokok).
Larangan anti rokok, selama ini hanya himbauan dan peringatan bahaya asap rokok. Para ahli juga sependapat, yang berbahaya dari asap rokok bukanlah kandungan nikotin, tetapi tar yang langsung terisap orang lain yang tidak merokok. Asap rokok mengandung 4.000 zat kimiawi.
Alangkah baiknya kalau para perokok memperhatikan hal ini, dengan bertoleransi pada orang lain yang tidak merokok. Memperlama tidak merokok berarti memperpanjang usia. Sehat dengan udara bersih, sehat tanpa asap rokok.
Kesehatan seseorang dapat terganggu karena asap rokok, sebenarnya tidak perlu diragukan lagi. Para ahli penyakit jantung sepakat, merokok dapat membahayakan jantung. Selebaran yang ditempelkan diberbagai tempat umum antara lain menghimbau “Perbanyak kawasan bebas rokok di tempat kerja”. Juga disebutkan penyakit akibat merokok seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke (serangan otak), kanker paru-paru, kangker mulut, kanker tenggorokan, kanker rahim (bagi wanita) kanker kandung kemih, dan pangkreas, bronkitis kronis, emfisema (melebarnya gelembung) paru, gangguan kehamilan dan janin, melahirkan bayi mati, keguguran, lahir prematur, tukak lambung (mag), katarak, impotensi.
Orang yang anti rokok akan terhenyak mengetahui bahaya yang ditimbulkan dari asap rokok. Tetapi bagi perokok aktif, sederet nama-nama penyakit tadi tak bakal membuatnya stop merokok, sementara maupun selamanya.
Kenyataan membuktikan, merokok itu terutama meracuni orang lain yang tidak merokok. Bagaimanapun, orang yang tidak merokok itu tetap disebut perokok pasif, karena juga menghirup asap rokok yang penuh racun. Mereka inilah yang menghirupgas karbon monoksida (CO) empat kali lebih besar, nikotin tiga kali, amonia 46 kali, zat karnisogenik nitrosamin 52 kali dari perokok aktif. Para perokok pasif juga cendrung menderita mata merah, kanker hidung, bronkitis dan trombosis koroner.
Dunia terus merokok, karena pabrik-pabrik rokok terus berproduksi. Para perokok pun tidak cendrung berkurang, malah semakin bertambah dengan adanya generasi baru (anak-anak dan remaja yang sudah mencoba-coba ‘nikmat’ racun nikotin). Sadar atau tidak , para perokok ikut meracuni kehidupan orang lain yang perokok pasif. Mereka kurang memperhatikan keadilan atau egonya terlalu tinggi, sehingga mengesampingkan perasaan orang lain yang ingin memperoleh udara bersih (dan bebas asap rokok).
Larangan anti rokok, selama ini hanya himbauan dan peringatan bahaya asap rokok. Para ahli juga sependapat, yang berbahaya dari asap rokok bukanlah kandungan nikotin, tetapi tar yang langsung terisap orang lain yang tidak merokok. Asap rokok mengandung 4.000 zat kimiawi.
Alangkah baiknya kalau para perokok memperhatikan hal ini, dengan bertoleransi pada orang lain yang tidak merokok. Memperlama tidak merokok berarti memperpanjang usia. Sehat dengan udara bersih, sehat tanpa asap rokok.
Posting Komentar